Fenomena itu mengundang keheranan. Sebab, gempa yang disusul tsunami pada pagi itu benar-benar dahsyat. Kala itu, air bah memang menyapu wilayah pesisir Aceh yang menghadap ke Samudera Hindia dan menghancurkan apa saja yang ditermui.
Apa gerangan yang membuat bangunan masjid itu tak hancur akibat terjangan tsunami? Banyak yang berpendapat masjid itu selamat karena dijadikan tempat ibadah. Ada pula yang berpendapat masjid-masjid itu selamat karena konstruksinya.
Terlepas dari perdebatan itu, yang jelas masjid-masjid itu tak hancur oleh tsunami. Bahkan kemudian direnovasi kembali menjadi bangunan yang kokoh dan indah. Serta digunakan lagi oleh kaum Muslim untuk beribadah. Berikut sejumlah masjid di Aceh yang selamat dari terjangan tsunami:
Masjid Kuede Teunom
Masjid itu memiliki sebuah kubah. Dari foto yanng diambil setelah tsunami, terlihat masjid yang beratap seng karatan itu mengalami kerusakan.
Kini, masjid di Aceh Jaya itu telah direnovasi. Di sekelilingnya telah pula dibangun permukiman warga, yang sebelumnya habis disapu air bah.
Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue
Masjid yang terletak di Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh, ini merupakan peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17. Masa itu masjid tersebut bernama Masjid Jami’ Ulee Lheu. Pada 1873 ketika Masjid Raya Baiturrahman dibakar Belanda, semua jamaah masjid terpaksa melakukan salat Jumat di Ulee Lheue. Dan sejak saat itu namanya menjadi Masjid Baiturrahim.
Saat terjadi tsunami Desember 2004, masjid ini menjadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri. Bangunan lain di sekitarnya tersapu air laut yang naik ke daratan.
Pada tahun 1983, saat Banda Aceh diguncang gempa dahsyat, kubah masjid ini runtuh. Masyarakat lantas membangun kembali masjid itu, namun tidak lagi memasang kubah, hanya atap biasa.
Masjid Rahmatullah Lampu’uk
Masjid Rahmatullah Lampu’uk dibangun pada tahun 1990 dan selesai tujuh tahun kemudian. Masjid yang terletak 500 meter dari pantai ini masih berdiri setelah diterjang tsunami, meski tak benar-benar utuh. Masjid ini kemudian direnovasi dengan dana bantuan dari Bulan Sabit Merah Turki.
Turki memang punya ikatan sejarah dengan Aceh. Dulu kala, Turki pernah membantu Aceh membangun tentara laut yang tangguh. Di Aceh pula terdapat makam yang diyakini mlik ahli perang asal Turki.
Pada 26 Desember 2006, Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Ali Sahin, bertandang ke Lampu’uk untuk meresmikan berbagai fasilitas yang dibangun Bulan Sabit Merah Turki dalam acara yang berpusat di halaman Masjid Rahmatullah.
Masjid Al Ikhlas Lhoknga
Masjid Al Ikhlas yang terletak di kawasan Lhoknga ini digunakan untuk tempat berlindung warga saat terjadi tsunami pada Desember 2004. Beberapa saksi mata yang selamat menuturkan telah terjadi keajaiban. Air bah yang menerjang terbelah saat akan menyentuh masjid. Wallau'alam Bishawaab.
Masjid Baiturrahman
Baiturrahman adalah masjid dengan sejarah panjang. Cikal bakal masjid negara ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Namun masjid itu kemudian terbakar habis saat agresi Belanda pada April 1873.
Pada Desember 2004, masjid raya ini tak luput dari terjangan tsunami. Kala itu, air tsunami yang menerjang tingginya hampir dua meter, menggenang hingga ke ruangan dalam.
Banyak warga berlindung di masjid ini. Setelah air tsunami surut, di dalam Masjid Raya Baiturrahman dijadikan tempat meletakkan ribuan jenazah korban tsunami.
Sungguh sebuah keajaiban dari sang maha pencipta akan Rumah/Tempat yang selalu di jaga dan dilindungi oleh Allah, sesungguhnya kita bisa mengambil hikmah dan hidayah dari kejadian yang menimpa Masyarakat Aceh dan sekitarnya 10 tahun yang lalu.
sumber
No comments:
Post a Comment